JOB
X
PEMADATAN
PROCTOR
A. TUJUAN
Untuk
menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah sehingga dapat
diketahui kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.
B.
DASAR TEORI
Uji
pemadatan dilakukan untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan
untuk mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan kepadatan.
Proctor
(1933) telah mengamati bahwa ada hubungan yang pasti antara kadar air dan berat
volume kering tanah padat. Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya, terdapat
satu nilai kadar air optimum tertentu untuk mencapai berat volume kering
maksimumnya.
Hubungan
berat volume kering (γd) dengan berat volume basah (γb) dan kadar air (w),
dinyatakan dalam persamaan :
Berat volume kering setelah pemadatan bergantung
pada jenis tanah, kadar air, dan usaha yang diberikan oleh alat penumbuknya.
Karakteristik kepadatan tanah dapat dinilai dari pengujian standar laboratorium
yang disebut uji proctor.
Dalam
uji pemadatan, percobaan diulang paling sedikit 5 kali dengan kadar air tiap
percobaan divariasikan. Kemudian, digambarkan sebuah grafik hubungan kadar air
dan berat volume keringnya. Kurva yang dihasilkan dari pengujian memperlihatkan
nilai kadar air yang terbaik (wopt) untuk mencapai berat volume
kering terbesar atau kepadatan maksimum.
C.
PERALATAN
& BAHAN / PERLENGKAPAN
1. Peralatan & Bahan yang digunakan
a.
Cetakan dengan f
102 mm dan tinggi 115 mm.
b.
Alat tumbuk tangan dengan f
50,8 mm dan berat 2,5 kg serta tinggi jatuh 30 cm.
c.
Alat pengeluar contoh.
d.
Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian
5 gram.
e.
Oven pengering.
f.
Alat perata dari besi dengan panjang 25
cm.
g.
Pisau
h.
Saringan No 4 dan palu karet.
i.
Talam, sendok, dan cawan untuk kadar
air.
j.
Gelas ukur.
k.
Timbangan digital dengan keteletian 0,01
gram.
l.
Sampel Tanah
m. Air
suling
n.
Kertas filter
2.
Perlengkapan
a. Alat
tulis / catatan
b. Alat
pengamanan pengukur ( Jas Lab & sepatu)
D.
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur
diameter dalam pada cetakan atau Mold beserta tingginya
3. Mengeringkan
contoh tanah, kemudian menghaluskan
tanah tersebut dengan cara menumbuk dengan palu karet.
4. Tanah
yang sudah halus tadi disaring dengan menggunakan saringan No. 4.
5. Membagi
tanah yang sudah disaring menjadi 5 bagian dengan berat masing-masing 2 kg.
6. Mencampur
benda uji dengan air suling yang sudah ditentukan kadar airnya yaitu 6%, 8%,
10%, 12%, dan 14% dengan menggunakan takaran gelas ukur
dan dicampur hingga rata.
7. Masing-masing
benda uji dimasukkan kedalam 5 kantong plastik
dan disimpan selama ± 24 jam agar tanah homogen.
8. Menimbang
cetakan (mold) dan alasnya (B1).
9. Cetakan
leher dan Mold disatukan dan ditempatkan pada alasnya.
10. Mengambil
salah satu dari contoh tanah dimulai dari sampel tanah dengan kadar air 6%, 8%,
10%, 12%, dan 14%
dan memadatkannya dengan cara :
ü Memasukkan
sampel tanah secara bertahap dengan mengambil setiap 1/3 tanah dari keseluruhan
tanah kedalam cetakan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat penumbuk standar
4,5 kg dengan tinggi jatuh 45 cm sebanyak 25 kali tumbukan.
11. Hal
ini dilakukan sampai membentuk 3 lapisan
dari dalam cetakan, dengan melakukan tumbukan sebanyak 25 kali pada setiap
lapisan.
12. Melepaskan
cetakan leher yang terpasang pada Mold,
kemudian memotong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau
pemotong.
13. Menggunakan
alat perata /pisau potong untuk meratakan kelebihan tanah sehingga rata dengan permukaan
cetakan (Mold).
14. Cetakan(Mold)
yang berisi benda uji ditimbang ,sebagai nilai (B2).
15. Menimbang
cawan dengan menggunakan timbangan digital, sebagai nilai dari B6.
16. Mengeluarkan
benda uji (tanah )tersebut dan diambil sebahagian kecil tanah tersebut mulai dari
lapisan atas,tengah,dan bawah untuk pemeriksaan kadar air.
17. Tanah
yang sudah diambil tadi dimasukkan kecawan dan ditimbang. (B4)
18. Memasukkan
cawan yang berisi sampel uji ke oven selama ± 24 jam.
19. Semua
sampel benda uji yang sudah dioven tadi ditimbang lagi. (B5) .
20. Melakukan
analisis data untuk mencari kepadatan kering maksimum (γd max) dan kadar air optimumnya (Wc optimum).
Tabel data dan hasil perhitungan
Data
Pengujian
v
Diameter
cetakan =
10,480 cm
v
Tinggi
cetakan = 11,560 cm
v
Volume
cetakan = 1091,77 cm3
v
Berat
penumbuk = 4,5kg
v
Tinggi
jatuh penumbuk = 45
cm
v
Jumlah
pukulan tiap lapis = 25 kali
v
Jumlah
lapisan = 3 lapis
Dimana :
Ww =
Berat air
Ws =
berat tanah kering
γb
= Kepadatan ( berat tanah basah
dibagi volume cetakan)
|
Kadar air (w) =
Kepadatan kering (γd) =
|
||||||||
Uraian
|
Satuan
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
Berat
mold + tanah basah (B2)
|
gram
|
6050
|
6225
|
6325
|
6350
|
6350
|
||
Berat
mold (B1)
|
gram
|
4400
|
4400
|
4400
|
4400
|
4400
|
||
Berat
tanah basah (B3)
|
gram
|
1650
|
1825
|
1925
|
1950
|
1950
|
||
Volume
mold (V)
|
Cm3
|
1091,77
|
1091,77
|
1091,77
|
1091,77
|
1091,77
|
||
Kepadatan
(γ)
|
gr/Cm3
|
1,151
|
1,672
|
1,763
|
1,786
|
1,786
|
||
Kepadatan
kering (γd)
|
gr/Cm3
|
1,188
|
1,300
|
1,336
|
1,347
|
1,314
|
||
Berat
cawan +T. Basah (B4)
|
gram
|
153,471
|
71,734
|
84,077
|
76,284
|
120,428
|
||
Berat
cawan + T. Kering (B5)
|
gram
|
123,913
|
58,734
|
66,958
|
60,796
|
92,100
|
||
Berat
cawan kosong (B6)
|
gram
|
15,409
|
13,238
|
13,340
|
13,330
|
13,295
|
||
Berat
Air (Ww)
|
gram
|
29,558
|
13,000
|
17,129
|
15,488
|
28,328
|
||
Berat
tanah kering (Ws)
|
gram
|
108,504
|
45,496
|
53,608
|
47,466
|
78,805
|
||
Kadar air (w)
|
(%)
|
27,24
|
28,57
|
31,95
|
32,630
|
35,947
|
Grafik hasil perhitungan Pemadatan
E.
KESIMPULAN
Jadi hasil grafik pemadatan
menunjukkan bahwa kepadatan kering maksimum
(ɣd max ) adalah 1,348 gram/cm3 dan kadar air
optimum (Wc) adalah 33%
F.
LAMPIRAN
FOTO
Ø
Peralatan & bahan
Timbangan ketelitian 0,01 gr
|
Cawan
|
Alat pemadatan Proktor
|
Saringan No.4
|
Besi Perata
|
Gelas Ukur
|
Oven
Pemanas
Dengan
Suhu Mencapai 1150
C
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar